Makalah Sistem Koloid
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup
berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar)
sebelum digunakan oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk
koloid, dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan
sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari
beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja
saat kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan
air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang
beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh.
Semua itu merupakan contoh sistem koloid.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu yang dimaksud koloid ?
2.
Apa saja jenis-jenis koloid ?
3.
Apa saja sifat-sifat koloid ?
4.
Bagaimana cara membuat koloid ?
5.
Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel
yang tidak dibutuhkan ?
6.
Apa saja contoh koloid dalam kehidupan
sehri-hari ?
C. Tujuan
1.
Agar mengetahui apa yang dimaksud koloid
2.
Untuk mengetahui macam macam koloid
3.
Untuk mengetahui apa saja sifat- sifat koloid
4.
Untuk mengetahui cara membuat koloid
5.
Untuk mengetahui cara memurnikan koloid
6.
Untuk mengetahui contoh-contoh koloid dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
PETA KONSEP
A.
PENGERTIAN SISTEM KOLOID
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih
dimana partikel-partikel yang merata keadaannya terletak antara larutan dan suspensi
(campuran kasar). Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm. Sistem koloid ini
mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid
bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas,
dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita
sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan
seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis
obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Koloid
adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan
larutan, larutan bersifat stabil.
B.
Jenis - Jenis Sistem Koloid:
Berdasarkan Tipenya :
Di dalam larutan koloid secara
umum, ada 2 zat sebagai berikut :
Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di
dalam larutan koloid sedangkan zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam
larutan koloid
a) Koloid Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam zat cair
(sistem koloid cair-cair). Untuk memperoleh emulsi yang stabil, di perlukan
sejumlah kecil zat pengemlsi (emulgator )yang ditambahkan pada saat pembuatan
emulsi.
Sifat
sifat emulsi adalah sebagai berikut :
1.Sering bermuatan negatif dan dapat di
endapkan oleh zat elektrolit.
2.Menunjukkan efek Tyndall dan gerak Brown.
3.Emulsi dapat dirusak oleh pemanas,
pembekuan,pemutaran, dan penambahan elektrolit yang cukup banyak.
4.Perusakkan emulsi juga dapat terjadi jika
emulgatornya di rusak.
Contoh :
1. Emulsi minyak – air yang di stabilkan
oleh sabun di rusak oleh penambahan asam kuat. Asam mengubah sabun menjadi asam
lemak bebas yang tidak larut.
2. Susu merupakan emulsi lemak dalam air
yang terlindungi oleh protein kasein.
3. Antibiotik (penisilin dan streptomisin)
dalam bentuk koloid cocok untuk injeksi.
b.
Koloid Busa/buih
Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam
zat cair. Kolodi
buih terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a.
Buih padat (gas-padat)
Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi
dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase
padat. Contoh: busa jok dan batu apung.
b.
Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan
zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair.Berarti, zat terdispersi faso gas
dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih soda, dan krim kocok.
GEL
Adalah sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam medium padat.
Contoh :
1. Sol panas gelatin yang di dinginkan
menjadi suatu zat yang semipadat.
2. Sifat gel ada yang elastis (
gelatin,kanji, dan sabun) dan ada yang tidak elastis ( kaku), misalnya gel
silika.
c. Koloid Sol
Sol Sistem koloid dari partikel padat yang
terdispersi dalam zat cair.
(Contoh: Air,sungai,
sol sabun, sol detergen, cat dan tinta).
1.
Sol Liofil
Adalah sol yang fase terdispersi senang dengan
medium atau pelarutnya. Jika medium pendispersinya air disebut sol hidrofil.
Kecenderungan untuk membentuk ikatan antara partikel sol dan mediumnya
melibatkan ikatan hidrogen.
Contoh :
protein (dalam telur) terdispersi dalam air. Ikatan hidrogenya terdapat antara
molekul air dengan gugus amino (-NH-,-NH2)dari molekul protein.
2. Sol Liofob
Adalah sol yang fase terdispersinya tidak senang dengan
medium/pelarutnya. Jika pelarutnya air disebut sol hidrofob. Contohnya d
ispersi emas Fe(OH)3,dan belerang dalam air
yang tidak melibatkan ikatan hidrogen.
No.
|
Sol Liofil
|
Sol Liofob
|
a.
|
Di buat dengan mencampurkan secara langsung
dengan mediumnya.
|
Tidak dapat dibuat dengan mencampurkan secara
langsung dengan mediumnya.
|
b.
|
Partikelnya tidak bermuatan atau sedikit
muatannya.
|
Partikelnya bermuatan positif atau negatif.
|
c.
|
Di endapkan oleh elektrolit dengan
konsentrasi tinggi.
|
Di endapkan oleh elektrolit dengan
konsentrasi rendah.
|
d.
|
Dapat balik ( reversibel)
|
Tidak
dapat balik ( ireversibel)
|
e.
|
Tidak menunjukkan efek Tyndall
|
Menunjukkan efek Tyndall
|
f.
|
Partikelnya tertarik ke anode / katode , atau
tidak sama sekali.
|
Partikelnya tertarik ke anode / katode.
|
Tabel Perbandingan Sol Liofil Dan Sol Liofob
Aeroso
A.
Aerosol
Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat
terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang
memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu
dalam udara).
C.
SIFAT-SIFAT KOLOID
1.
Efek Tyndall
Efek Tyndall ini ditemukan
oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu
sifat itu disebut efek Tyndall. Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika
suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya,
maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem
koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel
koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan
sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan
sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya
sedikit dan sangat sulit diamati.
Gambar Larutan sejati meneruskan cahaya, berkas cahaya
tidak kelihatan
Sistem koloid menghamburkan cahaya, berkas cahaya kelihatan
2. Gerak Brown
Jika
kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa
partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag
ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut
dijelaskan pada penjelasan berikut:
Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti
pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat.
Untuk sistem koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel
akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri.
Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel
cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga
terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel
sehingga terjadi gerak zig zag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak
Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam
larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga
dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar
energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu
system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3.
Adsorpsi koloid
Apabila partikel-partikel sol padat
ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas
tersebut akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Fenomena ini
disebut adsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena
menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya,
melainkan di dalam sol padat tersebut.
Partikel
koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada
permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena
mempunyai permukaan yang sangat luas.
4. Muatan Koloid
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel
koloid. Semua partikel koloid pasti mempunyai muatan sejenis (positif atau
negatif). Oleh karena muatannya sejenis, maka terdapat
gaya tolak menolak antar partikel koloid. Hal ini mengakibatkan
partikel-partikel tersebut tidak mau bergabung sehingga memberikan kestabilan
pada sistem koloid. Namun demikian, system koloid secara keseluruhan bersifat
netral karena partikel-partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion
dengan muatan berlawanan dalam medium pendispersinya.
Gambar Adsorpsi koloid
|
Gambar
|
Gambar muatan koloid
|
5.
Koagulasi
Koagulasi koloid ialah peristiwa
terjadiya pengendapan koloid. Ada beberapa cara dalam melakukan
koagulasi adalah :
a.
Dengan cara penambahan zat elektrolit misalnya
partikel-partikelkaret alam dalam lateks dikoagulasikan dengan asam asetat.
b.
Dengan cara mekanik yaitu diadakan pengadukan, pemanasan,
Pendinginan
c.
Pencampuran dua jenis larutan koloid yang bermuatan
berlawanan.
Misalnya :
Campuran sistim koloid As2S3 yang bermuatan negatif dan sistim koloid Fe(OH) yang bermuatan positif akan mengumpul.
Campuran sistim koloid As2S3 yang bermuatan negatif dan sistim koloid Fe(OH) yang bermuatan positif akan mengumpul.
6.
Dialisis
Dialisis adalah proses pemumian partikel-partikel koloid
atau proses penyaringan koloid dengan cara kita menggunakan kertas perkamen
(membran). Yang diletakkan kedalam air yang sedang mengalir dimana
patikel-partikel koloid dari muatan-muatan tersebut menempel pada permukaannya.
Adanya ion-ion tersebut merupakan hasil dari sisa-sisa pereaksi pada proses
pembuatannya.
7.
Elektrofisis
Pada partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bantuan
arus listrik yang mengalir ke masing-masing elektroda yang muatannya
berlawanan. Maka partikel-partikel elektroda yang bermuatan positif bergerak ke
elektroda negatif sedangkan partikel elektroda negatif ke elektroda positif
maka setelah bergerak sampai kemasing-masing elektroda biasanya partikel koloid
membentuk koagulasi. Jadi pada peristiwa koloid yang bermuatan yang disebut
pemisahan Elektrofisis.
8.
Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya.
Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari.
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya.
Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh
:
Penambahan
minyak silikon pada cat
Penambahan
kasein pada susu
Penambahan
gelatin pada es krim
Penambahan
lestin pada margarin
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya
mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih
stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang
cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang
berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
D.
CARA PEMBUATAN SISTEM KOLOID
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid
dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat
kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan
sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit
sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan
suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat
terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH —>
Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
4. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol
As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam
laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3
+ 3 H2S —> 6 H2O + As2S3
5. Reaksi Pengubahan Pelarut
Contoh: pembuatan gel
kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium
asetat jenuh.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan
memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid,
pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
1.
Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi
diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran
besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh:
A. Gumpalan tawas digiling,
dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
B. Membuat tinta dengan
menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
C. Membuat sol belerang
dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid,
kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah
pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan
dipecah. Contoh:
a. Sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.
b. Sol NiS dengan menambahkan H2S.
c. Karet dipeptisasi oleh bensin.
d. Agar-agar dipeptisasi oleh air.
e. Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig
dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke
dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di
dalam air.
4.
Cara Ultrasonik
Yaitu penghancuran butiran besar dengan
ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz).
Campuran
heterogen.Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam
air. Campuran heterogen dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran terbagi menjadi
2, yaitu:
1. Suspensi, contoh:
pasir dalam air.
2.
Koloid, contoh: susu dengan air.
1. Pemurnian
Koloid
Seringkali
terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu
sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna
menjaga kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan,
yaitu:
1. Dialisis
Gambar proses
dialisis koloid
|
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.
2.
Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara kerjanya: listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan.
Adanya pengaruh medan listrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara kerjanya: listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan.
Adanya pengaruh medan listrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3. Penyaring
Ultra (Ultrafiltrasi)
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.
4. KOLOID DALAM
KEHIDUPAN SEHARI- HARI
1.
Pembentukkan Delta pada Muara Sungai
Sungai mengandung partikel koloid tanah liat/lempung dan pasir yang
membawa muatan negatif. Di sisi lain, air laut mengandung ion- ion positif,
seperti Na+, Mg2+, dan Ca2+ Pada saat air
sungai bertemu dengan air laut, muatan ion-ion positif air laut menetralkan
muatan partikel-partikel koloid air sungai dan mengendap. Lama kelamaan,
endapan yang terbentuk makin banyak dan membentuk suatu delta.
2.
Langit tampak biru
Tidak ada langit yang bebas dari
partikel-partikel koloid.tidak semua sinar matahari yang dapat di pantulkan
oleh partikel-partikel koloid frekuensinya sama. sinar putih matahari merupakan
campuran bermacam frekuensi.
3. Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein
yangbermuatan negative. Jika terdapat luka kecil, maka luka tersebut dapat
doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+
dan Fe3+, dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan
muatan-muatan partikel koloid protein danmembnatu penggumpalan darah.
3.
Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung
partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang
bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum,
harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion
Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+
+ 3H2O Al(OH)3 + 3H+ . Setelah itu, Al(OH)3
menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan
terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas
yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a.
Koloid adalah suatu
campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat
yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
b.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang
keadaannya terletak di antara campuran homogen (larutan) dan heterogen
(suspensi).
c.
Sistem koloid terdiri atas dua fase yakni fase
terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang
fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya
berubah merupakan zat terdispensi.
d.
Sifat-sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid, muatan koloid sol, koagulasi, dan koloid pelindung.
e.
Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan
memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode
dasar dalam pembuatan sistem koloid sol,yaitu:
- Metode kondensasi
- Metode kondensasi
-Metode
dispersi
f.
Untuk pertikel-partikel
yang mngganggu pembuatan sistem koloid, digunakan metode pemurnian yaitu: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring
ultra.
g.
Contoh koloid dalam kehipan sehari-hari :
a.
Penjernihan air
b.
Langit tampak berwarna biru
c.
Pembentukkan delta pada muara sungai
d.
Penggumpalan darah
0 Response to "Makalah Sistem Koloid"
Posting Komentar